Memiliki anak dengan karakter positif adalah dambaan setiap orang tua, karena memiliki anak yang baik lebih menenangkan hati. Namun sayangnya tidak semua anak tumbuh dengan tampilan karakter positif, diantaranya ada yang penakut, pemalu, tidak percaya diri, tidak mandiri dan karakter negatif lainnya. Padahal setiap anak dianugerahkan karakter positif tersebut.
Tidak munculnya karakter positif anak dikarenakan
kegagalan orang tua untuk menggali sifat-sifat positif anak muncul ke permukaan
yang terpancar melalui karakter anak. Sifat-sifat positif yang dimiliki anak
disebut dengan inner strength.
Apa itu Inner Strength?
Jika diartikan secara bahasa, kata inner memiliki banyak arti diantaranya sebelah dalam, inti, pusat, batin, tempat suci, bersifat pribadi. Dari beberapa arti tersebut sepertinya untuk topik pembahasan ini, lebih tepat mengambil arti sebelah dalam atau dari dalam. Sedangkan kata strength memiliki arti kekuatan. Jika digabungkan inner strength memiliki arti kekuatan dari dalam.
Dengan demikian, maka inner strength adalah kekuatan yang berasal dari dalam diri seseorang, yang berupa sifat-sifat positif yang dapat membentuk karakter yang baik. Jika dikembalikan ke topik pembahasan ini, maka inner stength adalah sifat-sifat positif yang dimiliki seorang anak, yang sangat dibutuhkannya agar bisa berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik.
Inner strength pada anak tidak muncul begitu saja, ia akan muncul jika dilatih secara terus menerus. Oleh karena itu sebagai orang tua dituntut mampu memunculkan inner strength anak, sehingga anak tersebut tumbuh dengan potensinya yang maksimal yang akhirnya membuat ia mampu berprestasi di bidang akademik maupun non akademik.
Peran Orang Tua Dalam Memunculkan Inner Strength Anak
Sebagai orang tua memiliki tanggung jawab dalam memunculkan inner strength anak, karena pada dasarnya sifat-sifat positif seperti berani, percaya diri, disiplin, tidak mudah menyerah, sabar, dan syukur akan lahir melalui dukungan dan didikan orang tua. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan orang tua agar inner strength anaknya muncul sebagai berikut :
1. Menjadi contoh teladan untuk anak
Anak merupakan cerminan dari orang tua, karena perilaku anak dipengaruhi oleh perilaku orang tua. Oleh karena itu jika orang tua menginginkan anaknya memiliki sifat positif, maka tampilkanlah sifat positif tersebut di depan anak. Anak akan lebih mudah meniru perilaku yang dilakukan oleh orang tuanya daripada menjalankan segudang nasehat yang diberikan oleh orang tuanya.
Orang tua sesering mungkin menampilkan perilaku positif dihadapan anaknya atau jika memungkinkan melibatkan anak secara langsung dalam perilaku tersebut. Misalnya, agar anak memiliki sifat peduli dan mau membantu orang lain dengan menyuruh anak memberikan sedekah kepada anak yatim maupun fakir miskin. Bisa juga dengan mengajak dan melibatkan anak dalam berbagai kegiatan sosial lainnya.
2. Menerima anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu orang tua harus mampu menerima anak apa adanya. Sikap orang tua yang dengan lapang dada menerima kekurangan anak akan memunculkan sifat sabar anak. Sikap orang tua yang mengapreasiasi dengan baik segala prestasi yang pernah diraih anak, akan memunculkan sifat syukur anak.
Orang tua harus bisa mengenali kelebihan dan kekurangan anak, agar orang tua bisa mengarahkan anak kepada penggalian potensinya semaksimal mungkin. Perhatikan nilai mata pelajaran anak, mana nilai mata pelajarannya yang tinggi dan mana nilai mata pelajarannya yang rendah. Perhatikan keseharian anak, dibidang apa anak tersebut menonjol. Apakah ia suka mencoret-coret bukunya dengan berbagai gambar?, atau ia anak yang sangat aktif sehingga susah untuk menyuruhnya diam?
3. Meluangkan waktu bersama anak.
Banyak orang tua yang tidak memiliki waktu bersama anak, baik itu karena alasan sibuk atau menganggap tidak penting duduk bersama anak. Padahal banyak sekali manfaat yang akan dihasilkan melalui kegiatan ini. Orang tua yang mencari waktu agar bisa bersama dengan anaknya akan mengajarkan anak disiplin, khususnya disiplin waktu.
Mendengarkan anak bercerita akan memunculkan sifat berani mengeluarkan pendapat bagi si anak, sehingga ia akan berani bertanya kepada gurunya jika ada pelajaran yang tidak dimengerti ketika disekolah. Dalam lingkungan sosialnya ia akan mudah menjalin komunikasi dengan teman sebayanya maupun yang lebih tua.
Kebiasaan berkomunikasi dengan anak juga akan memunculkan rasa percaya dirinya, sehingga ia tidak malu untuk tampil di depan umum. Selain itu mampu juga memunculkan sifat tidak mudah menyerah si anak, karena anak menyadari bahwa ada orang tua yang akan selalu mendukungnya bangkit dari setiap kegagalan yang ia alami.
4. Memasukkan anak ke sekolah sepak bola anak
Olah raga sepak bola tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh anak namun juga memberikan nilai-nilai positif yang akan memunculkan inner strength anak. Harapannya selain dapat menyalurkan bakat anak juga akan melahirkan pemain-pemain sepak bola yang handal. Pemain sepak bola yang bukan hanya disukai karena memiliki skill yang mumpuni akan tetapi juga memiliki karakter kuat dan postif yang layak diteladani, sosok yang patut untuk dicintai dan dikagumi karena mampu memberikan inspirasi bagi orang lain.
Adapun nilai-nilai positif yang terkandung dalam sepak bola, diantaranya :
· Bekerja sama : sepak bola merupakan olah raga yang dimainkan secara berkelompok sehingga pemain yang ada didalamnya harus memiliki satu tujuan bersama yaitu bagaimana bisa mengalahkan kelompok lawan. Untuk meraih kemenangan tersebut antar pemain harus saling bekerja sama, tidak boleh mengedepankan ego sendiri.
· Disiplin : tidak ada keberhasilan tanpa disiplin begitulah bunyi sebuah pepatah. Olah raga sepak bola menjunjung tinggi kedisiplinan, para pemainnya dituntut untuk disiplin ketika berlatih, disiplin ketika bertanding dengan mentaati segala peraturan yang berlaku.
· Berani dan Tangguh : dalam pertandingan sepak bola terkadang menghadapi lawan dengan postur tubuhnya yang lebih besar, namun itu tidak boleh membuat gentar. Para pemain sepak bola dituntut fokus pada taktik permainan yang telah disepakati tanpa memandang siapapun lawan.
· Saling menghargai : walaupun sedang bertanding menghadapi lawan, pemain sepak bola harus belajar menahan emosi. Tidak mudah marah apalagi sampai memaki. Demikian halnya ketika menghadapi kemenangan dan kekalahan. Jika sedang menang tidak boleh merendahkan lawan, jika sedang kalah berbesar hati menerima kekalahan tidak berusaha mencari-cari kesalahan lawan.
· Jujur : ketika melakukan kesalahan seorang pemain sepak bola harus jujur mengakuinya sekalipun kesalahan itu luput dari pengamatan wasit.
· Peduli : walaupun tujuan pertandingan sepak bola adalah kemenangan, namun untuk mencapi tujuan tersebut tidak boleh mengabaikan nilai-nilai kemanusian. Jika teman yang cidera harus ditolong dan tidak boleh bermain kasar yang bisa menciderai lawan.
Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua
agar inner strength anaknya muncul. Jika dari pembaca memiliki pengetahuan dan
pengalaman lain boleh juga menambahkannya di kolom komentar. Akhir kata,
terimakasih atas segala perhatian dan mohon maaf atas segala kesalahan dan
kekurangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar