Jumat, 10 Mei 2019

5 Hal Yang Harus Dilakukan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini

5 Hal Yang Harus Dilakukan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini


Apakah Anda masih ingat masa ketika Anda pertama masuk Sekolah Dasar (SD)? Kalau saya masih ingat,  saya menemukan hal-hal lucu ketika itu, dimana teman-teman saya mempunyai reaksi yang bermacam-macam ketika pertama kali duduk dikelas 1 SD. Ada yang tidak membolehkan ibunya pulang, jika ibunya pulang maka si anak pun menangis meraung-raung ikut pulang. Akhirnya si ibu berdiri diluar menunggu anaknya selesai sekolah.

Ada yang buang air kecil bahkan air besar dibangku sekolah karena takut minta izin sama guru, ada yang belum bisa menggunakan pensil, ada yang belum bisa meraut pensil sendiri, ada yang belum mengenal huruf  dan angka sama sekali, ada yang belum bisa menghitung satu sampai sepuluh, dan lain sebagainya.

Masa itu sekitar tahun 1987,  belum ada yang namanya sekolah PAUD, waktu itu yang dikenal hanya sekolah TK, itupun hanya ada di perkotaan dan mahal, hanya orang yang kelas ekonomi menengah ke atas yang bisa mencicipinya. Jadi wajar saja banyak anak-anak yang belum siap ketika memasuki usia sekolah.

Berbeda dengan zaman sekarang, dimana sejak tahun 2016 Kemendikbud mewajibkan siswa mengikuti pendidikan anak usia dini (PAUD) sebelum masuk SD, yaitu TK dan kelompok bermain. UNESCO juga mengharuskan anak merasakan pendidikan pra-sekolah, dengan tujuan agar anak siap memasuki lingkungan sekolah. Adapun manfaat anak masuk sekolah PAUD antara lain :
1.      Mengenalkan anak-anak pada dunia sekolah
2.    Mengajari anak untuk belajar disiplin dan patuh terhadap peraturan
3.    Membentuk kepribadian anak
4.    Mengasah kreatifitas dan daya imajinasi anak
5.     Mengajarkan nilai-nilai positif pada anak

Oleh karena itu, orang tua perlu mencarikan sekolah PAUD atau yang sering disebut Pre-School  (pra sekolah) yang baik untuk anak.  Adapun ciri-ciri sekolah PAUD yang baik adalah sebagai berikut :
1.     Tenaga pendidiknya cakap.
Selain harus memiliki background pendidikan yang sesuai, seorang guru juga harus cakap dalam memberikan pengajaran yang baik agar muridnyaman berada di kelas. Jadi dalam hal ini kecakapan guru dinilai kemampuannya membuat nyaman anak didiknya

2.   Lingkungannya Mendukung.
Sekolah tersebut memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk anak-anak. Furnitur yang digunakan sesuai dengan ukuran dengan tubuh anak-anak. Sehingga mereka bisa mengambil barang yang dibutuhkannya sendiri tanpa bergantung kepada orang dewasa.  Selain itu jumlah murid juga harus disesuaikan dengan ruang kelas, idealnya jumlah murid dalam satu kelas berjumlah 6-15 anak

3.   Mempunyai kurikulum.
Kurikulum dan pembelajaran adalahsatu kesatuan yang saling mendukung. Kurikulum yang tepat akan memberikan pembelajaran yang sesuai sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lancar. Kurikulum yang tepat akan menciptakan pendidikan yang berkualitas.

Salah satu sekolah PAUD yang baik adalah Apple Tree Pre-School BSD  yang beralamat di Gedung EduCenter lantai 7 Jl. Sekolah Foresta No 8, BSD City, Lengkong Kulon, Pagedangan, Tangerang, Banten 15331. Sekolah ini mempunyai kurikulum internasional yang diadopsi dari Singapura. 

Gurunya ada yang dari Indonesia dan ada juga yang dari luar negeri. Bahasa pengantar yang digunakan bahasa Inggris. Fasilitasnya pun terbilang lengkap, antara lain :
·        8 Ruang kelas untuk Taman Kanak – Kanak
·        2 Ruang kelas untuk Taman Bermain (toddler)
·        1 Ruang terbuka hall
·        WC anak laki-laki dan perempuan terpisah
·        Ruang Perpustakaan
·        Ruang Pementasan (Apple Town)
·        Kolam Renang
·        Jogging Track
·        Garden
·        Playground
·        Cafe dan Foodcourt untuk orang tua dan wali pengantar
·        Parkiran 2 lantai basement

5 Hal yang harus dilakukan orang tua dalam pendidikan anak usia dini
Apakah dengan memasukkan anak ke sekolah PAUD sudah cukup? Tentu saja tidak, sekolah berupaya mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik, sosial dan emosional. Namun waktu yang terbatas tidak memungkinkan perkembangan anak tersebut bisa ditangani sekolah sepenuhnya.

Oleh karena itu diperlukan peranan keluarga dalam mendidik anak usia dini ( anak usia 0-6 tahun), dalam hal ini orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan anak. Adapun peranan keluarga dalam pendidikan anak usia dini dengan melakukan 5 hal berikut ini :
1.     Melatih Kognitif Anak
5 Hal Yang Harus Dilakukan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Kognitif berkaitan dengan kemampuan berfikir yang meliputi proses menangkap, menghubungkan, menilai hingga mempertimbangkan suatu hal. Cara melatih kognitif yang bisa orang tua lakukan :
·        Bermain Puzzle. Ajak anak bermain puzzle, pertama-tama orang tua membantu anak menyelesaikan puzzle tersebut, kemudian biarkan anak menyelesiakan puzzle tersebut sendirian.
·        Bermain Hitungan. Untuk bermain hitungan, orang tua bisa mengajarkan anak berhitung dengan cara sederhana yaitu mintalah ia menghitung barang belanjaan. Misalnya ketika Ibu membeli bawang, mintalah anak menghitung bawang tersebut.
·        Bermain Musik. Apabila orang tua bisa bermain musik maka bisa mengajarkannya kepada anak, namun apabila tidak bisa, orang tua bisa memanggilkan guru privat musik ke rumah. Jika kondisi ekonomi tidak memungkinkan untuk memanggil guru privat, belikan anak alat musik dengan harga murah, lalu bermain musiklah bersamanya
·        Bermain Peran. Ajak anak bermain peran tokoh yang ia sukai, misalnya karakter film kartun yang ia favoritkan. Ketika bermain peran orang tua sambil menjelaskan karakter yang sedang dimainkan tersebut

2.   Melatih Bahasa Anak
5 Hal Yang Harus Dilakukan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Kecakapan bahasa adalah kecakapan berkomunikasi, kecakapan anak dalam mengucapkan huruf, kata, dan kalimat dengan jelas. Cara melatih bahasa anak yang bisa orang tua lakukan :
a.     Mengenalkan anak huruf vokal (a,i,u,e,o) dan huruf konsonan (b,c,d,f, dst) sambil bermain.
b.    Mengajarkan anak membentuk kata dari huruf-huruf  yang baru dipelajarinya tersebut. Misalnya kata ibu dibuat dari huruf apa saja.
c.     Melakukan kegiatan bersama sambil menjelaskan kegiatan yang sedang dilakukan tersebut. Misalnya ajak anak masak bersama, lalu orang tua menjelaskan bahan-bahan apa saja yang digunakan dan menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan ketika memasak bahan-bahan tersebut.
d.    Orang tua menjelaskan benda-benda yang ada disekitar rumah. Misalnya menjelaskan apa itu pohon, apa itu hewan, apa itu batu dan lain sebagainya.
e.     Membaca buku bersama anak. Pilihlah buku yang mempunyai gambar yang menarik dan huruf yang jelas untuk dibaca. Pada saat membaca buku tersebut orang tua mengarahkan telunjuk anak kepada huruf dan gambar yang ada dalam buku tersebut.
f.       Mengajarkan suara hewan dan suara lainnya pada anak. Misalnya mengenalkan suara ayam dengan mendekatkan anak kepada ayam tersebut, lalu mintalah anak menirukan suara ayam tersebut. Jika hewan tidak ada disekitar rumah, belikan anak mainan bentuk hewan lalu kenalkan kepada anak suara-suara hewan tersebut. Sedangkan benda lain misalnya suara mobil, suara sepeda motor, suara pesawat terbang, dan lain sebagainya.
g.     Meminta anak menjelaskan apa yang telah ia lakukan pada hari ini. Misalnya ketika ia bermain dengan temannya, minta ia menjelaskan permainan yang sudah dilakukannya tersebut.
h.    Berikan anak pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang menjelaskan, hindari pertanyaan yang mempunyai jawaban iya atau tidak. Misalnya kenapa ia lebih suka buah apel daripada buah jeruk.


3.   Melatih Fisik Anak
5 Hal Yang Harus Dilakukan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Kemampuan fisik berkaitan dengan gerak, oleh karena itu sering disebut dengan motorik. Kemampuan motorik anak ada dua macam yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar mencakup kegiatan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi dengan anggota tubuh lainnya, sedangkan keterampilan motorik halus memerlukan kecermatan dalam melakukan gerakan-gerakan yang lebih kecil, biasanya dilakukan dengan tangan dan jariCara melatih motorik kasar yang bisa orang tua lakukan :
·        Mengajak anak berlari kecil. Misalnya tempatkan keranjang disuatu tempat, lalu tempatkan keranjang ditempat yang lain. Minta anak memasukkan bola kedalam keranjang yang satu, setelah itu minta lagi ia memindahkan kedalam keranjang yang satunya lagi. Pada saat memindahkan bola tersebut ajaklah anak sambil berlari kecil, seolah-olah mengejar waktu yang akan habis.
·        Melatih keseimbangan. Misalnya buat garis dilantai, lalu mintalah anak berjalan digaris tersebut tanpa keluar dari garis.
·        Melatih menendang. Orang tua bermain bola bersama anak dengan membuat gawang yang terbuat dari benda-benda sekitar. Mintalah anak menendang bola memasuki gawang tersebut.
·        Menari bersama anak. Ajaklah anak menari bersama sambil mengajarkan berbagai gerakan misalnya melompat, berputar, berjalan maju mundur, mengayunkan kaki ke kiri dan ke kanan, menggerakkan tangan ke atas, ke bawah, dan lain sebagainya.

Cara melatih motorik halus yang bisa orang tua lakukan :
·        Merangkai puzzle. Merangkai puzzle selain melatih kemampuan kognitif juga melatih kemampuan motorik halus anak, dalam hal ini keterampilan jari-jemari dalam menyusun puzzle yang rumit.
·        Mendorong dan menarik.Masukkan semua mainan kedalam kardus, lalu mintalah anak mendorong atau menarik kardus tersebut. Selain kardus bisa juga menggunakan keranjang baju.
·        Coret-coret. Beri anak kertas dan alat tulis, mintalah anak mencoret-coret kertas tersebut.
·        Melukis. Setelah coret-coret selesai, ajarkan anak untuk melukis. Ajari anak melukis bentuk suatu benda, tidak harus sama persis karena disini tujuannya melenturkan jari jemari anak.
·        Menyusun balok atau lego. Berikan anak mainan menyusun balok, biarkan anak berekspresi dengan membuat berbagai bentuk dengan balok-baloknya tersebut.

4.   Melatih Sosial Anak
5 Hal Yang Harus Dilakukan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini


Kemampuan sosial adalah kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain. Cara melatih sosial anak yang bisa orang tua lakukan :
·        Membiarkan anak bermain bersama temannya.Ajarkan anak bermain bersama temannya, oleh karena itu hindari anak jangan sampai kecanduan game gadget. Jika anak kecanduan game gadget maka anak akan enggan bermain dengan temannya.
·        Mengajarkan anak permainan tradisional. Permainan tradisional identik dengan bermain bersama, misalnya bermain kelereng. Namun sekarang sudah jarang anak memainkannya. Oleh karena itu anak-anak perlu diperkenalkan berbagai permainan tradisional, dengan permainan tradisional anak akan belajar bersosialisasi, sekaligus ikut melestarikan permainan tradisional.
·        Bermain profesi. Ajaklah anak bermain profesi, misalnya main dokter-dokteran. Jadikan anak sebagai dokter dan orang tua sebagai pasiennya. Ajarkan anak menjadi dokter yang ramah, sabar dan suka menolong
·        Ajarkan kepedulian sosial. Ajak anak mengunjungi orang sakit, menyantuni orang miskin, menyantuni anak yatim, dan kegiatan sosial lainnya.
·        Ajarkan sopan santun (akhlak) yang baik. Ajari anak cara yang sopan ketika dengan teman sebaya, sopan santun dengan kakak, sopan santun dengan orang tua, sopan santun dengan kakek atau nenek, dan sopan santun dengan orang lain. Misalnya mencium tangan ketika bersalaman dengan orang tua, maupun kakek dan nenek.

5.    Melatih Emosional Anak
5 Hal Yang Harus Dilakukan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Menurut sebuah penelitian mengungkapkan kesuksesan seseorang 20% ditentukan oleh kecerdasan IQ (akademik), sedangkan 80% lagi ditentukan oleh kecerdasan emosional. Penjelasannya, orang yang ber IQ tinggi tapi kurang pandai mengelola emosi, seperti mudah marah dan terlalu sensitif, akan sulit mencari solusi masalah yang dihadapinya. 

Ia cenderung mudah sedih dan kecewa, sehingga solusi yang ada di depan mata, lewat begitu saja karena ia terlalu larut dalam kesedihan, akibat kurang pandai dalam menata emosinya. Oleh karena itu penting sekali anak mempunyai kecerdasan emosional yang baik, agar kelak ia setelah dewasa menjadi orang yang sukses. Cara melatih emosionalanak yang bisa orang tua lakukan :
·        Menggambar perasaan. Mengenalkan anak emosi melalui warna, misalnya  warna merah untuk menggambarkan perasaan semangat, warna hitam untuk menggambarkan kesedihan, warna biru untuk menggambarkan perasaan tenang dan nyaman, warna kuning untuk melukiskan kebahagiaan atau kegembiraan.
·        Mengajarkan kontrol diri. Misalnya ketika anak ikut berbelanja ke pasar, sebelum berangkat buat kesepakatan terlebih dahulu bahwa ke pasar hanya untuk belanja keperluan dapur, tidak boleh meminta mainan. Jika di pasar anak merengek minta mainan, maka ingatkan lagi dia kesepakatan yang telah dibuat di rumah.
·        Mengajarkan motivasi diri. Ajarkan anak untuk menjadi pribadi yang tangguh, sanggup menghadapi setiap cobaan. Oleh karena itu, hindari untuk selalu menolong anak agar ia tidak tergantung kepada orang tua. Misalnya ketika ia terjatuh, maka motivasi ia agar bisa bangun sendiri, “ayo nak berdiri lagi, nggak boleh nangis ya”.
·        Menunjukkan contoh nyata. Orang tua menunjukkan emosi yang dialaminya kepada anak. Misalnya ketika orang tua kesal, tunjukkan kekesalan Anda melalui mimik wajah. Dengan begitu anak akan mengetahui jika Anda sedang kesal.
·        Memelihara hewan. Memelihara hewan adalah cara paling mudah dalam mengenalkan emosi kasih sayang kepada anak. Biarkan ia menunjukkan kasih sayangnya kepada hewan peliharaan dengan mengelus-elusnya atau memberi hewan tersebut makan.
·        Menonton film drama untuk anak-anak. Film drama banyak menampilkan adegan-adegan yang berkaitan dengan emosi seperti sedih, marah, senang. Menonton film drama bersama anak sambil mejelaskan bentuk emosi yang ada didalamnya.
·        Belajar tanggung  jawab. Misalnya selesai bermain, anak harus merapikan kembali mainan-mainannya itu sambil dijelaskan manfaat merapikan mainan bagi anak.
·        Memberi pujianBeri pujian pada anak ketika ia berbuat baik, tapi jangan berlebihan. Misalnya ketika si anak mau meminjamkan mainan pada temannya, katakan padanya  “Anak Ibu baik sekali mau meminjamkan mainan sama temannya

Dengan melatih aspek perkembangan anak di rumah, maka akan mempermudah bagi anak mengikuti apa yang diajarkan oleh gurunya disekolah pendidikan anak usia dini. Apabila antara sekolah dan keluarga telah terjadi sinergi yang baik maka akan menghasilkan anak yang mempunyai aspek perkembangan yang baik.

Jika anak sudah memiliki aspek perkembangan yang baik maka akan mempermudahnya menjalani ke jenjang sekolah berikutnya (sekolah dasar) sehingga tidak ada lagi drama ketika pertama kali masuk sekolah dasar. Karena apabila diselami ke dalam jiwa anak-anak tersebut, apa yang kita lihat lucu sebenarnya dalam jiwa mereka sedang dilanda ketakutan dan kebimbangan yang luar biasa. Sudah sepantasnya kita sebagai orang tua prihatin.

#appletreebsd






Tidak ada komentar:

Posting Komentar