Senin, 06 Mei 2019

Meneladani KORINDO Dalam Membangun Daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal)

KORINDO Membangun Daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal)


Apabila Anda yang sekarang tinggal dikota atau Anda yang sedang pelesiran disebuah kota di Indonesia. Tentunya Anda akan melihat berbagai kemajuan pembangunan misalnya gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, juga bagunan-bagunan fasilitas publik yang besar dan megah.

Tidak hanya itu, Anda juga akan melihat geliat ekonomi yang begitu besar dengan munculnya berbagai pusat berbelanjaan,  juga tempat makan dan minum dengan berbagai nama dan skala. Orang-orang yang berlalu lalang pun  memakai barang-barang yang branded dengan  harga yang mahal, seperti sepatu, pakaian, tas, topi, bahkan kendaraan pribadi.

Saat itu Anda akan berpikir betapa majunya negara kita, masyarakatnya sudah banyak sejahtera. Tapi tanpa Anda sadari dibalik kesejahteraan yang baru Anda saksikan tersebut, nun jauh diluar sana masih banyak saudara-saudara kita yang mengalami kesusahan. Jangankan untuk pelesiran, untuk membeli makanan pun mereka masih kesusahan. Mereka adalah saudara-saudara kita yang berada di daerah 3 T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).

Ironisnya masih banyak daerah di Indonesia yang menyandang predikat tersebut, setidaknya ada 122 kabupaten yang masih tergolong daerah tertinggal. Daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Suatu daerah ditetapkan sebagai daerah tertinggal berdasarkan kriteria: 
a.     Perekonomian masyarakat
b.    Sumber daya manusia
c.     Sarana dan prasarana
d.    Kemampuan keuangan daerah
e.     Aksesibilitas
f.       Karakteristik daerah.

Berdasarkan Peraturan Presiden (perpres) Nomor 131/2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015–2019 adalah sebagai berikut  :
1.      Provinsi Aceh:
·        Kab. Aceh Singkil. 
2.    Provinsi Sumatera Utara:
·        Kab. Nias
·        Kab. Nias Selatan
·        Kab. Nias Utara
·        Kab. Nias Barat. 
3.    Provinsi Sumatera Barat:
·        Kab. Kepulauan Mentawai
·        Kab. Solok Selatan
·        Kab. Pasaman Barat. 
4.    Provinsi Sumatera Selatan:
·        Kab. Musi Rawas
·        Kab. Musi Rawas Utara
5.     Provinsi Bengkulu:
·        Kab. Seluma. 
6.    Provinsi Lampung:
·        Kab. Lampung Barat
·        Kab. Pesisir Barat.
7.     Provinsi Jawa Timur:
·        Kab. Bondowoso
·        Kab. Situbondo
·        Kab. Bangkalan
·        Kab. Sampang 
8.    Provinsi Banten:
·        Kab. Pandeglang
·        Kab. Lebak. 
9.    Provinsi NTB:
·        Kab. Lombok Barat
·        Kab. Lombok Tengah
·        Kab. Lombok Timur
·        Kab. Sumbawa
·        Kab. Dompu
·        Kab. Bima
·        Kab. Sumbawa Barat
·        Kab. Lombok Utara
10.            Provinsi NTT:
·        Kab. Sumba Barat
·        Kab. Sumba Timur
·        Kab. Kupang
·        Kab. Timor Tengah Selatan
·        Kab. Timor Tengah Utara
·        Kab. Belu
·        Kab. Alor
·        Kab. Lembata
·        Kab. Ende
·        Kab. Manggarai
·        Kab. Rote Ndao
·        Kab. Manggarai Barat
·        Kab. Sumba Tengah
·        Kab. Sumba Barat Daya
·        Kab. Nagekeo
·        Kab. Manggarai Timur
·        Kab. Sabu Raijua
·        Kab. Malaka
11.  Provinsi Kalimantan Barat:
·        Kab. Sambas
·        Kab. Bengkayang
·        Kab. Landak
·        Kab. Ketapang
·        Kab. Sintang
·        Kab. Kapuas Hulu
·        Kab. Melawi
·        Kab. Kayong Utara
12.Provinsi Kalimantan Tengah:
·        Kab. Seruyan. 
13.Provinsi Kalimantan Selatan:
·        Kab. Hulu Sungai Utara. 
14.Prov. Kalimantan Timur:
·        Kab. Nunukan
·        Kab. Mahakam Ulu
15. Provinsi Sulawesi Tengah:
·        Kab. Banggai Kepulauan
·        Kab. Donggala
·        Kab. Toli-Toli
·        Kab. Buol
·        Kab. Parigi Moutong
·        Kab. Tojo Una-Una
·        Kab. Sigi
·        Kab. Banggai Laut
·        Kab. Morowali Utara. 
16.Prov. Sulawesi Selatan:
·        Kab. Janeponto. 
17. Prov. Sulawesi Tenggara:
·        Kab. Konawe
·        Kab. Bombana
·        Kab. Konawe Kepulauan. 
18.Prov. Gorontalo
·        Kab. Boalemo
·        Kab. Pohuwato
·        Kab. Gorontalo Utara. 
19.Prov. Sulawesi Barat:
·        Kab. Polewali Mandar
·        Kab. Mamuju Tengah.
20.          Prov. Maluku:
·        Kab. Maluku Tenggara Barat
·        Kab. Maluku Tengah
·        Kab. Buru
·        Kab. Kepulauan Aru
·        Kab. Seram Bagian Barat
·        Kab. Seram Bagian Timur
·        Kab. Maluku Barat Daya
·        Kab. Buru Selatan. 
21.Prov. Maluku Utara:
·        Kab. Halmahera Barat
·        Kab. Kepulauan Sula
·        Kab. Halmahera Selatan
·        Kab. Halmahera Timur
·        Kab. Pulau Morotai
·        Kab. Pulau Taliabu.
22.           Prov. Papua Barat:
·        Kab. Teluk Wondama
·        Kab. Teluk Bintuni
·        Kab. Sorong Selatan
·        Kab. Sorong
·        Kab. Raja Ampat
·        Kab. Tambrauw
·        Kab. Maybrat
23.           Prov. Papua:
·        Kab. Merauke
·        Kab. Jayawijaya
·        Kab. Nabire
·        Kab. Kepulauan Yapen
·        Kab. Biak Numfor
·        Kab. Paniai
·        Kab. Puncak Jaya
·        Kab. Boven Digoel
·        Kab. Mappi
·        Kab. Asmat
·        Kab. Yahukimo
·        Kab. Pegunungan Bintang
·        Kab. Tolikara
·        Kab. Sarmi
·        Kab. Keerom
·        Kab. Waropen
·        Kab. Supiori
·        Kab. Memberamo Raya
·        Kab. Nduga
·        Kab. Lanny Jaya
·        Kab. Memberamo Tengah
·        Kab. Yalimo
·        Kab. Dogiyai
·        Kab. Intan Jaya
·        Kab. Deiyai

Pemerintah sudah berupaya membangun daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) tersebut di atas melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes, PDTT). Pada tahun 2016 telah dicapai pengentasan dari 17 kabupaten daerah tertinggal, diantaranya 3 kabupaten daerah tertinggal yang berada di perbatasan.

Pengentasan daerah tertinggal tersebut, diukur dalam tiga indikator utama, yaitu peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan, dimana dalam dua tahun terakhir ini telah menunjukkan peningkatan IPM di seluruh 122 daerah tertinggal, peningkatan pertumbuhan ekonomi pada 51 kabupaten daerah tertinggal dan penurunan angka kemiskinan pada 112 kabupaten daerah tertinggal.

Sedangkan dalam aspek pembangunan di daerah terdepan dan terluar, didasari komitmen Bangun Perbatasan Jadi Terasnya Indonesia , Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes, PDTT) memfasilitasi pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar.

Fasilitas tersebut diantaranya adalah peningkatan 27 ruas jalan di perbatasan, yang tersebar di lebih dari 22 kabupaten perbatasan, serta pengadaan dermaga dan tambatan perahu serta pengadaan kapal penumpang dan barang pada lebih dari 29 kabupaten dengan pulau kecil terluar.

Selain itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes, PDTT) juga mendukung peningkatan sarana dan prasarana sosial dasar di daerah tertentu, diantaranya 32 unit prasarana dan sarana air bersih (PSAB), serta 22 pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang tersebar pada kabupaten daerah tertinggal di perbatasan dan pulau kecil terluar.

Selanjutnya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi  (Kemendes, PDTT) berkomitmen untuk dapat mengentaskan sedikitnya 80 kabupaten daerah tertinggal pada tahun 2019 ini, dan telah diproyeksikan bahwa pada akhir tahun 2019 akan dapat dicapai pengentasan lebih dari 80 kabupaten daerah tertinggal, termasuk di dalamnya daerah-daerah terdepan dan terluar.

Tentu saja upaya pencapaian target pengentasan ketertinggalan dari kabupaten daerah tertinggal tersebut tidak bisa hanya dilakukan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes, PDTT), namun harus dilakukan secara terkoordinasi dan sinergi dengan kementerian/lembaga terkait lainnya, termasuk pemerintah daerah Propinsi dan daerah kabupaten, serta melalui kemitraan dengan pihak swasta dan masyarakat.

Meneladani KORINDO Dalam Membangun Daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi  (Kemendes, PDTT) berkomitmen Bangun Perbatasan Jadi Terasnya Indonesia  dengan salah satu programnya mengajak pelaku usaha untuk berinvestasi di daerah perbatasan sebagai bentuk kemitraan antara pemerintah dengan pihak swasta dalam membangun daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).

KORINDO memenuhi ajakan pemerintah tersebut, dan berhasil membangun investasi kondusif di daerah perbatasan, yakni di Boven Digoel dan Merauke, Papua.  KORINDO merupakan sebuah perusahaan Indonesia yang didirikan pada tahun 1969 dan telah beroperasi selama 50 tahun. Pada awalnya KORINDOmenempatkan fokus utamanya di pengembangan hardwood yang kemudian beralih ke plywood/veneer pada tahun 1979, kertas koran di tahun 1984, perkebunan kayu di tahun 1993, dan terakhir perkebunan kelapa sawit di tahun 1995.

Tidak hanya berhasil membangun investasi, KORINDO juga berhasil berkontribusi dalam membangun daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal),  atas kontribusinya tersebut pada tahun 2018 KORINDO mendapatkan penghargaan Padmamitra Award melalui salah satu unit bisnisnya yang ada di Papua, yaitu PT Tunas Sawa Erma (TSE) dalam kategori penanganan keterpencilan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia. 
KORINDO Membangun Daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal)

Padmamitra Award merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh negara kepada dunia usaha atas kontribusi dan perhatiannya kepada kondisi sosial masyarakat, itulah sebabnya kenapa KORINDO layak diteladani dalam membangun daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Apa saja yang dilakukan KORINDO dalam membangun daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) sehingga berhasil mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut? Mari kita lihat satu persatu :
1.     Membangun Fasilitas Kesehatan
KORINDO membangun fasilitas kesehatan yang diberi nama Klinik Asiki. Klinik Asiki, sebelumnya berada di dalam wilayah perusahaan. Namun karena warga sekitar susah mengakses secara langsung, maka didirikanlah Klinik Asiki di luar area perusahaan.
KORINDO Membangun Daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal)

Klinik Asiki diperkuat dengan lima dokter, 12 perawat, dua perawat gigi, dua bidan, seorang analis, seorang apoteker dan beberapa staf administrasi. Dalam waktu dekat klinik seluas 1.720 meter persegi itu juga akan dilengkapi dengan dokter spesialis, yakni gigi, penyakit dalam, dan anak.

Kepala Klinik Asiki Dr Firman Jayawijaya mengatakan, menekan angka kematian ibu melahirkan menjadi tujuan berdirinya Klinik Asiki. Bahkan klinik yang berada di Desa Asiki, Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel, Papua, ini beroperasi 24 jam. Tak hanya melayani setiap pasien yang berkunjung, para dokter pun kerap mengadakan penyuluhan kesehatan malalui sekolah, radio, hingga pelosok desa.

Bahkan tak jarang, setiap minggu dokter beserta tenaga medis dari Klinik Asiki turun langsung ke pelosok desa menyusuri sungai dan anak sungai Digoel. Seperti yang dilakukan Dokter Firda ketika bertugas ke Desa Ujungkia. Selama tiga jam, tim tenaga kesehatan menyusuri sungai Digoel dengan menggunakan perahu motor.

Tak hanya memberi berbagai pengobatan secara cuma- cuma, melalui Klinik Mobile Korindo Group, para tenaga medis juga memberi penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan. Berbagai kebutuhan kesehatan, seperti obat- obat, susu, dan lainnya juga diberikan secara cuma- cuma.

Klinik Asiki meraih predikat Klinik Terbaik di tingkat Propinsi Papua versi BPJS Kesehatan pada tahun 2017. Karena telah menjadi yang terbaik, Klinik Asiki ini mendapat penghormatan untuk menghadiri Pertemuan Nasional FKTP BPJS Kesehatan Tahun 2018 pada pertengahan April 2018 lalu di Jakarta.

Terpilihnya Klinik Asiki sebagai klinik terbaik membuktikan bahwa Klinik Asiki mampu memberikan dan mempertahankan pelayanan yang prima kepada masyarakat di Asiki, meskipun terletak di pedalaman Papua. Klinik Asiki mampu bersaing dengan 700 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pratama (FKTP) lain yang ada di Papua dan Papua Barat.

Kinerja Klinik Asiki pun menuai pujian dari pihak BPJS Kesehatan. “Saya tidak menyangka, di daerah terpencil ada klinik besar dengan fasilitas yang setara dengan puskesmas di kota besar,” ujar dr. Anurman Huda,MM.,AAK selaku Deputi BPJS Divisi Regional XII Papua-Papua Barat. Menurut dr. Anurman, saat ini Klinik Asiki telah memiliki 10.000 peserta. Jumlah ini dipandang cukup banyak untuk wilayah Boven Digoel, terlebih Asiki terletak di daerah perbatasan negara.

2.   Membangun Tempat Ibadah
KORINDO Membangun Daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal)

KORINDO membangun mesjid di Kota Asiki. Mesjid tersebut mampu menampung hingga 1.000 jamaah, masjid ini terbilang cukup besar dan senantiasa sangat penuh pada waktu solat Jumat. Masjid ini sangat lengkap fasilitasnya, mulai dari halaman yang luas, sekolah PAUD dan madrasah. Di samping masjid ini, dibangun taman yang sangat luas dan Indah sebagai tempat bermain anak-anak dan warga Asiki.

3.   Membangun Perekonomian
Dalam membangun perekonomian masyarakat, KORINDO berkontribusi meyerap 10.000 tenaga kerja. Disamping itu KORINDO melalui divisinya di bidang Perkebunan Sawit yang beroperasi di daerah pedalaman Papua, Boven Digoel juga menyediakan sebagian lahan operasional kebun sawitnya untuk dijadikan lahan persawahan yang dikelola oleh penduduk setempat, sehingga diharapkan tidak terjadinya kelaparan karena adanya sentra produksi pangan di daerah tersebut.
KORINDO Membangun Daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal)

Bantuan yang diberikan KORINDO terhadap masyarakat setempat berupa lahan seluas 10 hektar, mesin traktor, pupuk, alat-alat semprot, alat-alat pendukung pertanian lainnya, serta program pembinaan petani agar meraih sukses dalam bertani. “Kami sangat terkesan dan berterima kasih atas bantuan CSR KORINDO yang telah membantu mengatasi kendala dan masalah yang selama ini kami hadapi. Sebelum dibantu perusahaan, rata-rata penghasilan yang diperoleh masyarakat hanya sekitar Rp 500.000,- per panen. Namun setelah adanya dukungan dari perusahaan dengan menambah luasan lahan, menyediakan peralatan yang memadai untuk membajak sawah, penghasilan rata-rata sekarang bisa mencapai Rp 3.000.000,- per panen,” ujar Ketua  Kelompok Tani Tunas Mandiri, Ganwarius Kambinop saat di temui di areal persawahan yang berada di Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel, Papua.

Tidak hanya padi, KORINDO juga mengajari masyarakat menanam sayuran. KORINDO bersama-sama masyarakat lokal memanfaatkan lahan kosong menjadi kebun sayur yang bermanfaat dari sisi ekonomi maupun kesehatan manusia. Kegiatan perdana ini berlokasi di Kampung Aiwat, Distrik Subur, Kabupaten Boven Digoel, Propinsi Papua.
KORINDO Membangun Daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal)

Rencananya, kegiatan budidaya tanaman sayur mayur ini akan dilakukan setiap bulannya dengan lokasi yang berbeda-beda. Tujuan dari kegiatan budi daya tanaman ini adalah untuk merangsang dan memotivasi masyarakat agar memiliki keinginan untuk berusaha dengan memanfaatkan lahan seperti pekarangan rumah dan lahan lain milik masyarakat.

Salah satu penduduk Kampung Aiwat, Paulinus Kanduga mengaku merasa senang atas bantuan bibit dan bantuan pendampingan budi daya tanaman dari KORINDO. Menurutnya, bantuan ini sangat bermanfaat karena masyarakat belum mengetahui cara bercocok tanam sayur-sayuran. Selain bantuan bibit, KORINDO juga memberikan alat- alat bercocok tanam kepada masyarakat berupa cangkul, sekop, dodos, plastik bibit tanaman, dan alat semprot.

Dilakukannya usaha bercocok tanam ini mengingat kondisi Indonesia sebagai negara tropis sangat memungkinkan bagi sayuran untuk tumbuh sepanjang tahun. Fakta ini membuat budi daya tanaman sayuran semakin hari semakin berkembang di Indonesia. Selain kemungkinan tumbuhnya sayuran cukup tinggi di Indonesia, sayuran juga memiliki manfaat dan nilai ekonomis yang tinggi.

Apa yang telah dilakukan dan dicapai oleh KORINDO ini, semoga menginspirasi pelaku usaha lain untuk berpartisipasi aktif dalam membangun daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) sehingga Perubahan Untuk Indonesia yang Lebih Baik  bisa diwujudkan lebih cepat lagi. Semoga.




Referensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar