Selasa, 29 September 2020

Meningkatkan Kualitas Kesehatan di Daerah Pedalaman, Mungkinkah?

kualitas kesehatan di daerah pedalaman

Sebelum kita membahas kualitas kesehatan di daerah pedalaman, mari kita lihat terlebih dahulu kualitas kesehatan negara kita, Indonesia. Kualitas kesehatan suatu negara ditentukan berdasarkan indikator-indikator tertentu, salah satunya Angka Kematian Ibu (AKI), baik itu kematian ibu hamil maupun kematian ibu melahirkan.  Merujuk data dari databoks.katadata.co.id, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong besar yaitu mencapai 305/100.000 jiwa orang hidup, bahkan dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Laos.

data angka kematian ibu

Dengan masih besarnya Angka Kematian Ibu (AKI), maka kesimpulannya kualitas kesehatan Indonesia masih tergolong rendah. Jika secara nasional kualitas kesehatannya rendah maka bisa dipastikan kualitas kesehatan di daerahnya juga rendah, karena analoginya data nasional diperoleh dari akumulasi data dari daerah-daerah. Daerah yang dimaksudkan disini daerah non pedalaman. Jika daerah non pedalaman kualitas kesehatannya rendah, maka tentu saja daerah pedalamannya lebih rendah lagi.

Kematian ibu hamil maupun kematian ibu melahirkan biasanya disebabkan tidak mendapat perawatan kesehatan yang baik. Oleh karena itu, kita bisa memprediksi Angka Kematian Ibu (AKI) di daerah pedalaman tinggi karena  di daerah pedalaman sulit mendapatkan fasilitas kesehatan. Sebagai contoh kasus kita ambil salah satu daerah pedalaman, yaitu Desa Asiki. Desa Asiki terletak di Kecamatan Jair, Kabupaten Boven Digoel, Papua. Selama 30 tahun sering terjadi kematian ibu hamil maupun kematian ibu melahirkan di desa ini.

Hal itu disebabkan letak fasilitas kesehatan yang jauh dari pemukiman penduduk. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan sulitnya transportasi dan kondisi geografis yang sulit untuk ditempuh. Selain itu, adanya kepercayaan setempat yang menganggap lebih baik melahirkan di tempat mereka tinggal daripada di fasilitas kesehatan. Serangkaian kendala tersebutlah yang menjadi hambatan dalam mengatasi permasalahan kesehatan di daerah pedalaman.

Kini cerita pilu tentang kematian ibu hamil maupun melahirkan tinggal kenangan sejak adanya klinik Asiki.  Klinik Asiki menjadikan salah satu program unggulannya menekan Angka Kematian Ibu (AKI). Adapun upaya yang mereka lakukan adalah mengatasi berbagai kendala yang ada. Kendala jauhnya jarak, diatasi dengan menjemput pasien yang akan melahirkan ke rumahnya lalu dibawa ke klinik Asiki agar mendapat fasilitas kesehatan yang memadai. Kendala kepercayaan masyarakat setempat yang menganggap melahirkan di tempat tinggal lebih baik daripada melahirkan di fasilitas kesehatan, perlahan-lahan diubah dengan memberikan penyuluhan secara berkesinambungan. Klinik Asiki membuat jadwal mobile service, mendatangi para ibu dan memberikannya penyuluhan kesehatan sehingga menyadarkan para ibu pentingnya kesehatan selama hamil dan setelah melahirkan. Yang istimewa lagi layanan kesehatan yang diberikan klinik Asiki tak perlu membayar alias gratis.

klinik asiki

Atas upaya yang dilakukan klinik Asiki, dari tahun 2015 hingga 2018 tidak ada lagi kasus kematian ibu hamil maupun ibu melahirkan di Desa Asiki. Jerih payah klinik Asiki dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat diganjar dengan  penghargaan sebagai  klinik terbaik tingkat nasional sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) oleh BPJS Kesehatan pada tahun 2019 lalu.

Klinik Asiki memberikan layanan kesehatan secara gratis ternyata  menarik perhatian Myong-sun Cho, seorang wanita yang berasal dari Korea Selatan yang ditunjuk oleh Korea International Cooperation Agency (KOICA) dan KORINDO Group sebagai konsultan di klinik Asiki.  Ia lalu menanyakan alasan klinik Asiki memberikan layanan kesehatan  secara gratis kepada manager klinik Asiki, dr. Firman Jayawijaya. Dan inilah jawabannya “Tujuan klinik tidak hanya untuk mengobati orang yang sakit tetapi juga sebagai katalisator untuk melindungi hak asasi manusia dan kehidupan warga agar mereka dapat berdiri sendiri dan menjalani hidup mereka sendiri ”.

Myong-sun Cho

Sungguh luar biasa jawaban tersebut, karena didalamnya tersirat rasa kemanusiaan yang dalam serta kesadaran yang tinggi akan kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia. Kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia (HAM) diatur oleh hukum internasional dan nasional.

Kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia (HAM) termuat dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 10 November 1948. Dalam deklarasi tersebut disebutkan “Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan untuk dirinya sendiri dan keluarganya” selain itu pada tanggal 16 Desember tahun 1966 dalam Konvensi Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budayayang ditetapkan oleh PBB mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai dalam kesehatan fisik dan mentalnya.

Sedangkan hukum nasional yang mengatur kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang tertuang dalam pasal 28 A yang berbunyi “Semua orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya” selain itu tertuang juga dalam Pasal 28H ayat 1 yang berbunyi, “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” Disamping Undang-Undang Dasar 1945 ada juga Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Karena kesehatan adalah salah satu aspek Hak Asasi Manusia, maka setiap orang berhak mendapatkan kesehatan yang baik. Oleh karena itu keberadaan fasilitas kesehatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat agar terpenuhi hak kesehatannya. Petugas kesehatan pun dalam memberikan layanan kesehatan  tidak hanya sekedar menunaikan kewajibannya, namun harus didasari rasa kemanusiaan yang tinggi, serta memiliki semangat  mewujudkan kesehatan yang baik untuk sesama.  Dan itu adalah pekerjaan yang sangat mulia.

Pelajaran yang bisa dipetik dari klinik Asiki dalam meningkatkan kualitas kesehatan di daerah pedalaman adalah :

1.   Pelajari kendala yang ada lalu temukan solusinya

2.   Menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai

3.   Menyediakan tenaga kesehatan yang kompeten

4.   Konsisten dan tidak mengenal kata menyerah

Dengan adanya kisah sukses klinik Asiki ini diharapkan bisa menginspirasi fasilitas kesehatan lainnya, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit  dalam meningkatkan kualitas kesehatan di daerahnya masing-masing, baik yang berada di pedalaman maupun non pedalaman.  Jika semua daerah di Indonesia mampu meningkatkan kualitas kesehatannya maka kualitas kesehatan Indonesia pun akan meningkat juga. Semoga.

Jika kita kembali sejenak kepada judul artikel ini Meningkatkan Kualitas Kesehatan di Daerah Pedalaman, Mungkinkah? Maka jawabannya adalah mungkin, bahkan sangat mungkin untuk diwujudkan.

 

KORINDO : Sosok Dibalik Keberhasilan Klinik Asiki

Keberhasilan klinik Asiki tidak terlepas dari campur tangan KORINDO  yang membangun dan mengelola klinik Asiki.  KORINDO adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 1969.  Pada awalnya perusahaan ini fokusnya pengembangan hardwood. Seiring waktu, fokus perusahaan ini pun ikut berubah.Tahun 1979 kayu lapis, tahun 1984 kertas koran, tahun 1993 mendirikan perkebunan kayu, dan terakhir tahun 1995 mendirikan perkebunan kelapa sawit. Mari berkenalan dengan KORINDO melalui video profilnya berikut ini.

Dalam menjalankan bisnisnya, KORINDO selalu berusaha memberikan kontribusi kepada masyarakat di lokasi perusahaannya berada. Kontribusinya kepada masyarakat diwujudkan melalui Corporate Social Contribution (CSC) yang berfokus pada 5 (lima) pilar utama, yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan, infrastruktur. 

1.   Bidang kesehatan, KORINDO membangun fasilitas kesehatan yamg memberikan layanan kesehatan secara gratis disetiap daerah tempat usahanya berada, salah satunya klinik Asiki.

kesehatan

2.   Bidang pendidikan, KORINDO membangun gedung sekolah, memberikan beasiswa, memberikan bantuan operasional sekolah, bahkan menyediakan bus yang akan mengantar-jemput siswa. Selain itu, menyediakan Balai Latihan Kerja bagi siswa SMA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

pendidikan

3.   Bidang ekonomi, KORINDO telah berhasil menyediakan lapangan kerja bagi 10.000 tenaga kerja, membantu usaha yang dijalankan masyarakat setempat. Selain itu, KORINDO juga sebagai penyumbang pajak terbesar di Kabupaten Boven Digul dan Merauke.

ekonomi

4.   Bidang lingkungan, KORINDO berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan, seperti penanaman pohon dan pembersihan lingkungan. KORINDO juga aktif mengajak lintas sektor dalam pelestarian alam.

lingkungan

5.   Bidang infrastruktur, KORINDO membangun jalan sepanjang 4.300 kilometer. Selain jalan, KORINDO juga membangun jembatan,  pembangkit listrik serta fasilitas umum lainnya.

infrastruktur

Seakan tak ingin berhenti, KORINDO terus berkontribusi kepada masyarakat disetiap situasi, termasuk disaat adanya wabah Corona seperti sekarang ini. KORINDO memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD)  sebanyak 3.500 unit kepada Tenaga Kesehatan yang berdinas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kabupaten Merauke, Boven Digoel, dan Mappi. Disamping itu, melalui PT Tunas Sawa Erma (PT TSE), salah satu unit bisnis KORINDO yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit di Papua, memberikan bantuan kepada masyarakat di Kampung Miri dan Dusun Tamun Tunas, Kabupaten Boven Digoel, Papua berupa 42 paket bantuan.

bantuan saat corona

Pelajaran yang bisa dipetik dari KORINDO sebagai perusahaan : perusahaan boleh mencari keuntungan, tapi jangan lupa berkontribusi terhadap masyarakat setempat. Uluran tangan yang diberikan perusahaan akan sangat berarti untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat setempat.

“BY SHARING, LIFE WILL HAVE MUCH MORE MEANING”

Robert Seung, Chairman of KORINDO Group Foundation

 

Referensi :

https://www.korindo.co.id/

https://korindofoundation.com/

https://korindonews.com/

https://www.thejakartapost.com

https://www.antaranews.com/

https://lbhyogyakarta.org/

https://databoks.katadata.co.id/


Baca Juga Artikel ini :

Imunoterapi: Terobosan Baru Dalam Mengalahkan Kanker

ManisanKolang Kaling : Makanan Dari Hutan Yang Kaya Manfaat Bagi Kesehatan

Dapatkan Kecantikan Yang Anda Inginkan  Dengan Perawatan Kecantikan Terkini Dari Blink Beauty



Tidak ada komentar:

Posting Komentar