Kamis, 22 Oktober 2020

Berinvestasi Seraya Membangun Negeri Bersama Amartha

  

berinvestasi di amartha

Indonesia sejahtera hendaknya bukan hanya impian pemerintah saja akan tetapi harus juga menjadi impian kita bersama warga Indonesia. Dengan begitu pemerintah dan warga akan mempunyai visi yang sama. Apabila pemerintah dan warga mempunyai visi yang sama, maka keberhasilan program pemerintah akan lebih mudah terwujud karena didukung oleh warganya. 

Salah satu permasalahan yang harus diselesaikan dalam mewujudkan Indonesia sejahtera adalah ketimpangan pembangunan yang terjadi antara desa dan kota. Pembangunan di kota begitu pesat sedangkan pembangunan di desa sangat lambat. Dengan adanya ketimpangan tersebut, masyarakat desa selalu melihat kota penuh dengan pesona dan harapan. Akibatnya banyak penduduk desa yang berbondong-bondong mengadu nasib ke kota. 

Dengan adanya arus perpindahan dari desa ke kota (urbanisasi) menimbulkan permasalahan dikedua belah pihak. Kota yang menjadi tujuan perpindahan mengalami lonjakan jumlah penduduk yang mengakibatkan berbagai permasalahan di bidang sosial ekonomi, misalnya, bertambahnya jumlah pengangguran, bertambahnya angka kemiskinan dan lain sebagainya. 

Sedangkan bagi desa sebagi tempat yang ditinggalkan mengakibatkan berkurangnya jumlah penduduk di desa. Dengan berkurangnya jumlah penduduk maka semakin sedikit orang yang bekerja. Akibatnya banyak lahan-lahan yang dibiarkan kosong, kegiatan ekonomi semakin lesu yang akhirnya semakin menjauhkan desa dari kesejahteraan. 

Untuk mengatasi ketimpangan pembangunan antara kota dan desa, pemerintah sudah berupaya membangun desa, bahkan membangun desa termasuk dalam Nawa Cita (Sembilan Agenda) pemerintahan Presiden Joko Widodo. 

Membangun desa terletak pada point ketiga dalam Nawa Cita yang berbunyi Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah  dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Program tersebut pun diperkuat dengan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Di dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa,disebutkan bahwa tujuan pembangunan desa adalah meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa. 

Upaya pemerintah dalam membangun desa kini membuahkan hasil. Berdasarkan catatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi pada bulan Juni 2020 lalu, total jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal yang sebelumnya mencapai 74.953 desa, kini tersisa 21.173 desa atau sekitar 28, 2 persen lagi. 

Meningkatkan Kesejahteraan Desa dengan Inklusi Keuangan

Tidak hanya pembangunan infrastruktur desa, pemerintah juga berusaha memacu perekonomian desa. Menyadari masih rendahnya inklusi keuangan masyarakat desa, pemerintah berupaya meningkatkan inklusi keuangan masyarakat desa. Inklusi keuangan adalah jumlah masyarakat yang menggunakan produk jasa keuangan seperti pinjaman, asuransi, perbankan, teknologi finansial, serta produk jasa keuangan lainnya. 

Upaya pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan dengan meluncurkan programnya yang bertajuk Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SKNI) pada tahun 2016. Berdasarkan SKNI tersebut pemerintah membentuk Dewan Nasional Keuangan Inklusif yang dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi. Dewan Nasional Keuangan Inklusif bertujuan meningkatkan inklusi keuangan masyarakat, khususnya masyarakat desa, dengan cara : 1) Melakukan edukasi keuangan, 2) Menyediakan fasilitas keuangan publik, 3) Membuat pemetaan informasi keuangan, 4) Memberikan fasilitas intermediasi dan saluran distribusi, 5) Memberikan perlindungan konsumen, dan 7) Mendorong pemanfaatan teknologi keuangan (teknologi finansial). 

Upaya peningkatan inklusi keuangan yang dilakukan pemerintah, berhasil menaikkan persentase inklusi keuangan yang ada di masyarakat. Pada tahun 2016 inklusi keuangan baru mencapai 67,8 %, lalu di tahun 2019 mengalami kenaikan menjadi 76, 19% 

Dengan adanya peningkatan inklusi keuangan maka semakin terbuka peluang terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat. Hal itu dikarenakan inklusi keuangan memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian. Adapun manfaat yang diberikan inklusi keuangan terhadap perekonomian antara lain :

1.   Mendukung peningkatan Human Development Index (HDI) Indonesia

2.   Memberikan potensi pasar baru bagi perbankan

3.   Mendukung pendalaman pasar keuangan

4.   Mendukung stabilitas sistem keuangan

5.   Meningkatkan efisiensi ekonomi.

6.   Mengurangi shadow banking atau irresponsible finance

7.   Berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang berkelanjutan

8.   Mengurangi kesenjangan (inequality) dan rigiditas low income trap sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya berujung pada penurunan tingkat kemiskinan 

Peningkatan inklusi keuangan berkat semakin berkembangnya teknologi keuangan (finansial teknologi) sehingga terciptanya sistem peer to peer landing. Peer to peer landing (P2P Landing) adalah perusahaan yang kegiatan usahanya mempertemukan pemberi pinjaman (investor) dengan peminjam melalui penggunaan teknologi seperti website atau aplikasi. 

Berinvestasi Seraya Membangun Negeri

Dengan adanya peer to peer landing (P2P Landing) ini bisa menjadi alternatif investasi, khususnya investasi jangka pendek, yaitu investasi yang kurun waktunya berada di bawah satu tahun. Tentu saja ini peluang bagus bagi siapa saja yang ingin berinvestasi dengan kurun waktu yang relaif singkat. Dengan berinvestasi menggunakan sistem peer to peer landing (P2P Landing) tidak hanya mendapatkan keuntungan melainkan juga berpartisipasi membangun negeri. 

Lalu dimana tempat berinvestasi peer to peer landing (P2P Landing) yang layak untuk dicoba? Jawabannya adalah Amartha. Amartha merupakan perusahaan microfinance yang didirikan pada tahun 2010 oleh Andi Taufan Garuda Putra, seorang generasi muda Indonesia yang berprestasi dengan sederet penghargaan yang diterimanya, seperti, Entrepreneur of the Year Finalist, EY; Satu Indonesia Award, Astra; Laureate Global Fellow, dan International Youth Foundation; Ganesha Innovation Champion Awards. 

Ketika berdiri pada tahun 2010, Amartha mengusung misi menghubungkan pemodal dengan pelaku usaha mikro secara online. Lalu pada tahun 2016 memantapkan diri sebagai perusahaan peer to peer landing. Amartha memberikan kesempatan bagi masyarakat di pelosok desa untuk mengakses permodalan. Begini skema cara kerja Amartha 

cara kerja amartha

Pada tahun 2019 lalu, Amartha berhasil menyalurkan pendanaan kepada 350.000 perempuan pengusaha mikro di desa. Pencapaian tersebut diperoleh dari hasil ekspansi Amartha ke Pulau Sulawesi dan Pulau Sumatera. Pencapaian itu juga termasuk pencapaian yang luar biasa, karena mampu melipatgandakan jumlah perempuan pengusaha mikro yang ada di desa yang menerima dana tahun 2018 yang hanya berjumlah 175.000 

Sumber : instagram @amarthaid

Hal yang menggembirakan lainnya, dari ratusan ribu perempuan pengusaha mikro yang menjadi mitra Amartha ada yang berhasil menembus pasar internasional, diantaranya :

1     Bu Titiek Partina (Pengrajin Batik Tulis) : Batik tulis hasil kerajinannya mampu memikat mereka yang bekerja di UNESCO, lalau mereka menjalin kerjasama dengan Bu Titiek. Selain itu batik tulis Bu Titiek juga pernah dipamerkan di pameran kerajinan tingkat internasional, INACRAFT

2     Bu Rini (Usaha Sandal dan Sepatu) : Produk sepatu dan sandalnya memiliki ciri khas dengan motif-motifnya yang cantik. Ternyata produknya yang ia beri merek Deallova Shoes tersebut dilirik pasar internasional. Untuk tingkat provinsi, produk Bu Rini pernah dipamerkan di padeglang, Banten

3     Bu Pariah (Usaha Keripik Sukun) : Siapa sangka produk kripik sukunnya mampu menembus pasar internasional. Jepang adalah salah satu negara yang menjadi tujuan ekspornya. Kini usaha yang awalnya hanya dikelola sendiri, kini sudah mampu mempekerjakan 12 karyawan. 

Sumber : instagram @amarthaid

Selain ketiga mitra di atas masih banyak lagi mitra Amartha yang mampu menembus pasar internasional. Hal itu membuktikan bahwa dana yang mereka terima mampu berdayaguna, sehingga para investor tak perlu khawatir dananya tidak akan kembali. Itulah sebabnya berinvestasi di peer to peer landing (P2P Landing) Amartha layak dicoba. Berikut ini alasan kenapa harus berinvestasi di per to peer landing (P2P Landing) Amartha :

alasan berinvestasi di amartha

1.  Keuntungan Menarik : Amartha memberikan keuntungan 15% bagi investor serta cashflow secara mingguan. Selain itu, angsuran yang telah dibayarkan oleh peminjam boleh diambil investor kapan saja.


2.  Aman Terpercaya : Amartha memberikan rasa aman kepada investornya. Dari segi legalitas, Amartha sudah terdaftar dan diawasi oleh Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dari segi risiko kredit, Amartha menerapkan sistem pendanaan kelompok untuk menguatkan semangat gotong royong apabila terjadi kredit macet. Dari risiko pendanaan, Amartha bekerjasama dengan Perusahan Penjaminan Kredit Jamkrindo dan Asuransi Jiwa untuk mitra, untuk mengurangi risiko pendanaan

3.  Dampak Sosial : Berinvestasi di Amartha selain mendapatkan keuntungan juga berperan dalam menciptakan kesejahteraan di Indonesia. Dana yang diinvestasikan disalurkan untuk memberdayakan Perempuan Tangguh, pengusaha kecil dan mikro yang ada di pedesaan. Amartha sudah menyalurkan dana sebanyak Rp 2,70 triliun, sudah memberdayakan pengusaha mikro sebanyak 549.196, dengan jumlah pembayaran lancar 89,31%

cara meminjam di amartha

4.  Memiliki Testimoni yang Terpercaya : Investor yang sudah pernah berinvestasi di Amartha memberikan testimoni yang terpercaya, salah satunya Aji Setiawan yang berprofesi sebagai Banker, berikut testimoninya “Di usia muda ini saya memilih berani berinvestasi dengan Amartha karena tidak hanya Amartha menjanjikan keuntungan yang besar namun juga memberikan social impact". Untuk melihat testimoni lainnya bisa dilihat di sini. 

testimoni investor amartha



5.  Mudah : Untuk berinvestasi di Amartha pun terbilang cukup mudah, cukup dengan 3 langkah berikut ini.

cara berinvestasi di amartha

        Membuka Akun Perdana : Untuk membuka akun perdana di Amartha cukup dengan melengkapi data pribadi berupa KTP dan rekening bank. Data investor diverifikasi terlebih dahulu, jika lulus verifikasi investor sudah bisa mendanai.

        Memilih Mitra Penerima Pinjaman : Investor diberi kebebasan dalam memilih penerima pinjaman. Setiap investor tentunya memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam memberikan dananya, Amartha memberikan keleluasaan untuk itu

        Menikmati Angsuran Perminggu : Setelah investor memilih penerima pinjaman dananya, maka investor sudah berhak menikmati angsuran yang ia terima secara mingguan

6.  Memegang Prinsip Syariah : Walaupun Amartha terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sebagai konvensional, namun dalam pengelolaan bisnisnya Amartha memegang prinsip syariah. Dengan memegang prinsip syariah, Amartha akan memberikan kenyamanan berinvestasi bagi umat muslim yang tidak hanya ingin mendapatkan keuntungan akan tetapi meraih berkah berdasarkan prinsip syariah.

7.  Memiliki Tim yang Solid dan Profesional  : Amartha dikelola oleh orang-orang yang profesional dibidangnya masing-masing.

tim amartha

8.  Berpengalaman : Amartha sudah memiliki pengalaman selama 10 tahun dalam mengelola dana investor, jadi kinerja Amartha tak perlu diragukan lagi. 

Itulah beberapa alasan yang layak jadi pertimbangan bagi investor baru yang akan berinvestasi di peer to peer landing (P2P Landing) Amartha. Secara keseluruhan berinvestasi di peer to peer landing (P2P Landing) Amartha menguntungkan dan menyenangkan. Menguntungkan karena hasil yang ditawarkan cukup kompetitif, sedangkan menyenangkan karena turut serta dalam mensejahterakan masyarakat desa yang akhirnya juga ikut mensejahterakan Indonesia. 

Nah, kebetulan bulan ini adalah bulan Oktober. Bulan yang dijadikan sebagai bulan inklusi keuangan. Akan menjadi moment yang mudah diingat ketika berinvestasi peer to peer landing (P2P Landing) di bulan ini. Suatu saat ada yang bertanya "kapan mulai berinvestasi peer to peer landing (P2P Landing)?" Maka akan mudah mengingatnya, di bulan inklusi keuangan.

Demikian pembahasan artikel yang berjudul Berinvestasi Seraya Membangun Negeri sampai disini. Semoga bermanfaat bagi mereka yang sedang mencari produk investasi, serta bagi mereka yang sedang mencari cara berpartisipasi membangun negeri. 

Referensi :

https://amartha.com/id

https://blog.amartha.com/

https://www.cnbcindonesia.com/

https://www.jurnal.id/

https://www.cnnindonesia.com/

https://www.cekaja.com/

https://setkab.go.id/

https://executive.kontan.co.id/

Akun Instagram Amartha @amarthaid

Youtube

 

Artikel ini diikutsertakan dalam blog kompetisi yang diselenggarakan oleh Amartha. Adapun sub tema yang dipilih : P2P Lending Sebagai Alternatif Investasi. Dengan pemilihan kata kunci Inklusi Keuangan, Peer To Peer Lending, dan Investasi Jangka Pendek

 

Baca Juga Artikel ini :

VoSpace Solusi Mendirikan PT Tanpa Banyak Biaya

Raih Kesempatan Beli 1 Mobil Dapat 2 Mobil Di Fantastik 59th Nasmoco Anniversary

11 Alasan Kenapa Accurate Digital Partner Layak Menjadi Bisnis Milennials


 


 

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar